A. TEORI DARI PARA ILMUWAN
1. Adam Smith (1776)
Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan
sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam
bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi
dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
2. Henry Fayol (1841-1925)
Pada awal
abad ke-20, seorang industriawan Perancis
bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai
kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
3. Max weber
Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk
organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang
ideal" itu tidak ada dalam realita.
4. Peter
F. Druker (1946)
Pada tahun 1946, Peter
F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan
salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep
Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen (Management
Functions)
- Perencanaan (planning) adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
- Pengorganisasian (organizing) adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
- Pengarahan (directing) adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4.
Fungsi
Pengendalian / Controling
Fungsi
pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang
telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
C. Tingkatan Manajemen (Manajemen
Level)
Tingkatan manajemen dalam organisasi
akan membagi tingkatan manajer menjadi 3 tingkatan,yaitu :
- Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
- Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
- Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
D. SARANA MANAJEMEN
Untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan
syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man, manusia yang membuat tujuan dan
manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia
tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Money, merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Material, terdiri dari bahan setengah jadi (raw
material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Machine,
digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode,
Sebuah metode dapat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Market, adalah tempat di mana memasarkan
produk, sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.
E. PRINSIP MANAJEMEN
1. Pembagian
kerja (Division of work)
2. Wewenang dan
tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan
perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan
(Unity of direction)
6. Mengutamakan
kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian
pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki
(tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan
kejujuran
12. Stabilitas
kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat
kesatuan, semangat korps
1.1 MANAJEMEN DIRI
Menjadi manajer adalah pekerjaan yang tidak mudah,
perlu keterampilan khusus untuk bisa menjadi manajer yang baik. Karena saya
merasa masih belum siap untuk menjadi manajer yang baik, maka saya akan melanjutkan
studi yang berkaitan dengan manajemen, agar kelak saya bisa menjadi manajer
yang baik dan berkualitas.
1.2 MANAJEMEN SDM(SUMBER DAYA MANUSIA)
1.
Mengetahui
Karakteristik Manusia
·
Karakteristik Fisik, misalkan :
-
Tinggi Badan
-
Berat Badan
-
Volume Suara
-
Ketahanan Fisik
-
dll
·
Karakteristik Sikis :
a.
Kepribadian
-
Ekstrovert :
Periang, Terbuka, Banyak Bicara, Fleksibel dalam bergaul.
-
Introvert :
Tertutup, pendiam, pemalu, tidak mudah bergaul.
b.
Gaya Belajar
-
Auditori :
lebih
banyak belajar melalui mendengar.
-
Visual :
lebih banyak belajar melalui melihat.
Contoh : pelukis, desain, reportase.
-
Kinestetik :
mencoba
mengerjakan sendiri.
Contoh : pembawa pesan, penerima telpon.
c.
Gaya Berpikir
-
Konvergen :
berpikir linier, cermat.
Contohnya :
programer.
-
Divergen adalah : berpikir menyebar, banyak ide.
Contoh :
politisi, negarawan
d.
Gaya Kognitif
-
Bebas (Field Independent) adalah orang yang suka
mandiri,analisis.
contohnya :
di bidang MIPA.
-
Terikat ( Field Dependent) adalah orang yang suka bekerja
sama,suka dibimbing.
contohnya :
tutor.
e.
Daya Adopsi
Kemampuan
menerima untuk perubahan/inofasi. Daya Adopsi dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Orang Adopter adalah orang yang selalu menerima informasi secara cepat.
2. Mayoritas Awal adalah kelompok yang menerima informasi setelah Adaptor.
3. Mayoritas
Akhir
4. Laggord adalah orang yang sulit menerima informasi.
f.
Ketahanan Malangan (Advensity)
Ketahanan
adalah kemampuan untuk menghadapi halangan.
1. Kelompok Penjelajah/Pendaki
Kelompok
yang memiliki ketahanan paling tinggi.
2.
Penunggu(Camapar)
Orang yang
tidak mau mengambil resiko.
3.
Pengerah(Quitter)
Orang yang
paling gampang menyerah.
g.
Kecepatan Merespon
1. Imflusif adalah kelompok yang cepat merespon rangsangan.
2. Refleksif adalah orang yang
sangat lambat merespon rangsangan.
h.
Gaya Hidup
1. Algoritmik orang yang bergaya
hidup algoritmik adalah orang yang rapi.
2. Heuristik oarang yang acak-acakan adalah orang yang tidak rapi.
2. Kegiatan
Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Rekunitmen (Penerimaan)
·
Persiapan
-
Pembentukan panitia
-
Pemberian informasi
-
Pendaftaran
-
Seleksi
1.
Administrasi
2. Kemampuan
3.
Spikologis
4.
Pengumuman Hasil
2. Pembinaan / Pengawasan
·
Pendekatan
-
Pendekatan Yumenistik melalukan pendekatan berdasarkan
kemanusian berlandaskan kesadaran.
-
Pendekatan Behaviotistik melakukan pendekatan prilaku
berlandaskan aturan.
3. Mutasi
·
Penyegaran
·
Promosi/Degradasi
4. Remunerasi
·
Rutin
-
Jabatan
-
Propesi
-
Menurut Golongan/Pangkat
·
Insidental
-
Tunjangan Hari Raya
-
Tunjangan Akhir Tahun
-
Prestasi Kerja
·
Insentif Lain
-
Pemberian Pakaian
-
Pemberian Kendaraan
-
Tunjangan Kesehatan
-
Pemberian Rumah.
1.3
MANAJEMEN
RAPAT
- Manajemen Rapat
Pengertian Manajemen
Rapat
Rapat adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan
organisasi dalam bentuk keputusan, kesepakatan atau lainnya tanpa harus
didahului oleh konflik. Jadi jangan masalah sudah terjadi baru diadakan rapat,
sedangkan kalau tak ada masalah tidak pernah ada evaluasi secara rutin. Jelas
hal ini yang membuat image rapat akan ada jika ada masalah.
Pimpinan rapat yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Berbicara spontan,
- Mengemukakan gagasan cemerlang
- Mampu memotivasi peserta rapat untuk aktif dalam rapat.
- Mewakili kepentingan pimpinan dengan baik, sehingga tanpa kehadiran pimpinan, rapat tetap mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Secara general, rencana rapat harus memenuhi
unsur 5W + 1H, yakni :
1.
Why,
mengapa rapat diselenggarakan:
beberapa alasan kenapa orang menyelenggarakan
rapat, yaitu
a.
Ada masalah yang terjadi
b.
Memerlukan keputusan yang cepat
c.
Rapat kuartalan/Bulanan/Mingguan
d.
Ingin melibatkan setiap orang
e.
Menyampaikan informasi yang tidak kontroversi
2.
What, apa agenda rapat atau materi rapat yang akan
dibahas dalam rapat.
a.
Menilai butir-butir agenda
-
Menilai permasalahan
-
Menilai tujuan, apakah untuk memberikan
informasi?, diskusi? atau memutuskan?
-
Menilai kepentingan rapat
b.
Butir – butir standar
-
Notulen rapat terakhir
-
Permasalahan-permasalahan
-
Tangal dan waktu berikutnya
-
Urutan
-
Hal paling penting pertama
-
Hal kurang penting pertama
-
masalah-masalah rutin.
3.
Who, siapa peserta rapat, ini menyangkut
penentuan orang yang akan diundang rapat sesuai dengan materi rapat.
Orang-orang yang
perlu diundang dalam rapat yaitu:
-
Perlu memberikan persetujuan
-
Punya keahlian atau informasi yang diperlukan
-
Punya keahlian dan intelegensia untuk membantu
kelompok menghasilkan gagasan yang dibuat
-
Akan melaksanakan keputusan
-
Akan mendorong gagasan untuk rapat itu
-
Akan memberikan kontribusi oleh hasilnya
-
Secara langsung akan terpengaruh.
4.
Where, dimana rapat akan diselenggarakan.
-
Ubah tempat pertemuan.
Dengan mengubah tempat pertemuan, secara
psikologis kita memindahkan kaitan antara ruangan dan perilaku. Carilah ruangan
atau lokasi yang belum pernah digunakan oleh peserta rapat, atau ruangan
yang memiliki hubungan positif dengan peserta rapat.
-
Bila kita tidak dapat merubah lokasi
pertemuan, ubah penampilan dan lay out ruangan. Lakukan apapun yang yang dapat
dikaitkan dengan ’kebiasaan’ dan bantu peserta untuk berpindah kepada ekspetasi
dan perilaku baru.
-
Ubah juga cara dan metode rapat . Jika tidak,
para peserta akan membangun asosiasi negatif dengan lokasi atau tampilan
ruangan yang telah anda buat
5.
When, Kapan
rapat akan diselenggarakan.
-
Undangan rapat (pertemuan) (pertemuan). Surat
undangan pertemuan harus sudah terkirim kepada peserta rapat (pertemuan)
minimal 5 hari kerja sebelum hari “H” penyelenggaraan rapat (pertemuan).
Pertemuan akan lebih efisien manakala bila telah ada draf bahan rapat dapat
dilampirkan dalam undangan.
-
Undangan rapat (pertemuan) harus terurai
materi atau daftar atau menu rapat (pertemuan) yang akan diselenggarakan dengan
jumlah waktu rapat (pertemuan) yang juga ditetapkan sesuai “bobot” materi rapat
(pertemuan). Jangan sampai materi yang memerlukan pembahasan 1 jam hanya
disediakan waktu 30 menit yang berarti pembahasan tidak akan bisa tunttas.
-
Mendisiplinkan para peserta rapat (pertemuan)
untuk datang tepat waktu. Hal ini penting agar kinerja seseorang dapat dilihat
dengan kasat mata tentang “disiplin waktu” di mana saja dan kapan saja.
-
Rapat (pertemuan) dimulai tepat waktu, agar
tercipta kebiasaan tepat waktu bagi setiap anggota rapat (pertemuan). Bila
budaya saling menunggu dan kebiasaan terlambat tidak dijauhi akan terdapat
pemborosan yang tidak diperlukan.
6.
How, bagaimana
rapat akan diselenggarakan. Formal atau non formal, terbuka atau tertutup.
Adapun langkah langkah mengefektifkan rapat yaitu:
a.
Rapat rutin harian,mingguan,bulanan,tahunan.
b.
Insidental
1.
Persiapan
-
Agenda rapat
-
Peserta
-
Pemimpin rapat
-
Tempat
-
Waktu
-
Media yang ditemuka/alat
2.
Pelaksanaan
-
Pembukaan
-
Pengarahan
-
Pembahasan
-
Diskusi
-
Perumusan hasil/ Permintaan persetujuan dan
pembicaraan hasil
-
Penutupan
1.4 MANAJEMEN KONFLIK
Pengertian Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
adalah konflik sebetulnya tidak terbatas pada kejadian – kejadian (bermusuhan).
Hal ini dianggap positif semacam pembangunan pun bisa menimbulkan konflik.
Karena pembangunan senantiasa menimbulkan konflik , maka semestinya setiap
usaha pembangunan mencakup pula pengelolaan konflik. Jadi konflik sebenarnya
adalah suatu situasi yang terjadi manakala terjadi perbedaan, tumpang tindih
kepentingan kehendak. Perbedaan yang terjadi bisa saja sangat bertolak
belakang/berlawanan sehingga menimbulkan bentrokan, atau sekedar perbedaan arah
yang membuat tidak nyambung (menyimpang) dan kesalahpahaman.
Tahapan-Tahapan
Perkembangan kearah terjadinya Konflik :
1.
Konflik masih tersembunyi (laten)
Berbagai macam kondisi emosional yang dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang mengganggu dirinya.
Berbagai macam kondisi emosional yang dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang mengganggu dirinya.
2.
Konflik
yang mendahului (antecedent condition)
Tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dan sebagainya.
Tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dan sebagainya.
3.
Konflik
yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat dirasakan (felt
conflict)
Muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
Muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
4.
Konflik terlihat secara terwujud dalam
perilaku (manifest behavior)
Upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui perilaku.
Upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui perilaku.
5.
Penyelesaian atau tekanan konflik
Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
6.
Akibat penyelesaian konflik
Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
Adapun dampak – dampak dari manajemen konflik:
1.
Dampak Positif dan
2.
Dampak Negatif
Contoh dampak Positif dari manajemen konflik
adalah:
- Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
- Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing.
- Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
Contoh dampak Negatif dari manajemen konflik
adalah
- Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan mondar-mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
- Banyak karyawan yang mengeluh karena
sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam
membagi tugas dan tanggung jawab.
Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya. - Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainnya.
Cara mengatasi konflik dalam diri Individu (Intraindividual Conflict) :
- Menciptakan kontak dan membina hubungan
- Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
- Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri
- Menentukan tujuan
- Mencari beberapa alternative
- Memilih alternatif
- Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
1.5 MANAJEMEN SARANA/PRASARANA
Manajemen sarana dan prasarana terdiri dari 2 kata
yaitu Sarana yang berarti alat dan Prasarana yang berarti tempat untuk
menampung alat-alat, seperti gedung (lingkungan).
Sasaran yang ingin dicapai dari
manajemen sarana dan prasarana adalah efisiensi dan efektifitas. Manajemen ini
memiliki dua model manajemen, yaitu :
1.
Perencanaan
Sarana / Prasarana
Dengan dibangunnya kantorcabang
baru, maka sarana / prasarananya harus direncanakan. Perencanaan sarana /
prasarana mungkin bisa dilakukan saat rapat kerja.Perencanaan sarana /
prasarana ini sangat penting, agar sarana / prasarana yang ada bisa terpakai secara
tepat dan efisien.
2.
Pengadaan
Pengadaan
sarana / prasarana bisa diurut keberadaannya berdasarkan prioritas sarana /
prasarana tersebut jika dalam pengadaanya minim biaya. Diutamakan yang mana
yang lebih penting.
3.
Perawatan
Sarana
/ prasarana yang telah ada kini perlu mendapat perawatan agar umur pemakaiannya
lebih lama, sehingga biaya operasionalnya bisa di tekan.Mungkin untuk dalam hal
ini saya akan membutuhkan tenaga kerja khusus untuk perawatan sarana /
prasarana.
4.
Mutasi
sarana / prasarana
Mutasi
sarana / prasarana juga perlu dilakukan, misalnya terjadi penumpukan sarana /
prasarana yang melebihi kebutuhan, sehingga perlu dilakukan mutasi seperti
pemindahan kekantor cabang lainnya yang membutuhkannya, atau mutasi sarana /
prasarana karena sudah usang / tua dan tidak layak pakai, sehingga sarana /
prasarana akan diputihkan.
1.6 MANAJEMEN PERUBAHAN
Ada 3 kelompok manajemen perubahan individu yaitu:
1. Individu
yang selalu siap menghadapi perubahan.
2. Individu
yang berubah pada saat terjadi perubahan.
3. Individu
yang tidak pernah menyadari perubahan.
Cara memenij manajemen Perubahan pada Individu
·
Sosialisasi
·
Antisipasi
Posting Komentar